Senin, 25 April 2011

Opini Kisah Enterpreneur


Siomay Pink

Berawal dari sebuah berita di salah satu chanel tv swasta, Siomay Pink, mungkin orang-orang sebelum tahun 2000 yang mengetahui pasti siomay pink itu seperti apa. Kisah yang akan dibicarakan adalah Bapak Sriyono, Klaten, 21 Juli 1954, seorang pengusaha muda tahun 1900-an yang sukses menjadi penjual siomay keliling dengan memiliki khas nyentrik yaitu serba berwarna pink dalam penjualannya di kota Jakarta.armada sepeda yang berwarna pink serta penggunaaan serba pink pada penjulanya, pakaian dan topi yang serba pink.

Tidak mudah pastinya menjadi seorang pengusaha atau entrepreneur, Bapak Sriyono yang bermula hanya sebagai seles mobil, tenyata dia menggemari makan siomay, maka ia pun mencari resep dengan berguru pada seorang berketurunan Tiongkok asal Pulau Bangka. Rantauan sejak tahun 1969 itu berbuah hasil pada tahun 1996, di mana pada saat itu usaha siomay pink melejit sukses dari keliling sepeda dan warung-warung sampai puncak nya, siomay pink membuka outlet di salah satu mol elite, Plaza Senayan. Saat itu mencapai Rp. 2 milyar per tahun.

Kisah bapak Sriyono sebenarnya tdak jauh berbeda dengan perjuangan pengusaha-pengusaha muda lain yang ada di Indonesia khususnya. Selain persaingan bisnis dalam kegigihan berbisnis bapak Sriyono ini diuji dalam hal pribadi (keluarga). Dari informasi dikatakan bahwa Bapak Sriyono menikah dengan putri seorang anak polisi. Empat tahun menikah yang dikaruniai dua orang anak itu ternyata tidak disetujui orang tua sang istri pertengkaran pun sering muncul, sehingga konsentrasi bisnis pun terganggu. Sampai akhirnya pun ia harus gulung tikar. Selain masalah keluarga, dikabarkan langsung dari Bapak Sriyono, dari pemberitaan salah satu chanel tv swasta bahwa dia terlalu terlena dengan uang kredit card yang dipinjamkan sebuah bank, sehingga ia tidak dapat menkontrol dengan baik pengeluaran dan pengaturan bisnis.

Setelah berakhir rumah tangga, bapak Sriyono mengasingkan diri, tinggal di tempat yang berpindah-pindah, hingga sampai waktunya dia bertemu seorang pengusaha pengajian sebuah mesjid daerah Senayan, yang mau memberi modal usaha, walau hanya Rp 1 juta. Dia mulai usaha siomay kemnali, namun konsentrasinya kembai terganggu, karena saat itu bapak Sriyono sangat tertekan dan merindukan kedua anaknya yang telah lama tidak dia kunjungi. Berbagai usaha dia lakukan demi bertemu dengan kedua anaknya, sampai waktu, dia mencoba membuka usaha siomay pink kembali di saat CM-Free Day atau Hari Bebas Kendaraan, dimana di sana ia membuka usaha nya kembali seperti dulu, yaitu menjual siomay dengan nyentrik, serba pink, tujuan ini semua tidak lain agar ia dapat bertemu dengan kedua anaknya. Sampai akhirnya, ada chanel tv swasta yang  mau mebantu menemukannya.

Tampil nya Bapak Sriyono di layar televise, membantu perkembangan usahan siomay pink Bapak Sriyono kembali. Dalam dua pecan terakhir, omzet yang biasa hanya Rp 200 ribu per hari, kini menjadi Rp 1 juta per hari. Franchise Siomay Yo Pink, begitulah saat ini nama usaha Siomay Pink diganti, semua ini pun tak lupu dari bantuan teman dan pengusaha bisnis Bapak Sriyono. Disamping itu, Bapak Sriyono sempat ditawari juga bermain sinetron, mungkin Karena dampak pemberitaan di layar televisi. Namun bapak yang berjiwa bisnis dan berbangga hati karena kedua anaknya masih mengakui ayah nya walau telah memiliki ayah tiri pngusaha asing, berkata bahawa “ Saya ingin anak saya bangga dengan bapaknya si penjual siomay berkaus pink ini”.


Dari kisah salah satu entrepreneur di Indonesia, Bapak Sriyono merupakan salah satu pengusaha yang cukup patut diambil contoh, dalam kegagalan dan kesuksesannya, dapat disimpulkan bahwa Bapak Sriyono adalah pengusaha yang tidak takut miskin, tidak takut gagal, dan tetap bangun serta berdiri, meskipun ujian dan cobaan yang menghalang dari berbagai rintangan.
 
Dari kisah ini pun, kita dapat mengambil sebuah gambaran, bahwa hidup itu memang memiliki sebuah kisah, cerita, alur yang tak terduga atau pun terduga. Kehidupan pastinya akan selalu berbeda, beragam, dan tak selalu indah, tak selalu di atasa dan tak selalu berdiri. Bagaikan sebuah roda, namun ketika roda itu berputar menyentuh dasar lintasan, sepatutnya kita terus memutar kembali roda itu, agar tak selalu melekat pada dasar melainkan kembali berputar ke atas, menghirup di atas lintasan itu. Semoga dari sedikit kisah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca, khususnya para pemuda bangasa, para entrepreneur muda Indonesia.


Can search more than complete in Kisah Sukses Wirausaha Muda / CESSEE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar